Pengalaman Gagal Dapat Dividen Jumbo Saham UNTR 2023 Akibat Kena Dividend Trap



Hallo guys, kali ini postingannya sedikit berbeda ya. Saya mau sharing dan curhat soal pengalaman gagal dapat dividen jumbo UNTR 2023 karena harga yang turun tajam sejak ex date dividen. Beberapa hari yang lalu saya menghadapi pilihan yang lumayan sulit dalam dunia investasi khususnya di pasar modal. Sebagai investor pemula yang belajar dunia saham, rasanya sulit bagi saya merelakan dividen jumbo yang telah saya dapatkan. Apalagi uang dividen tersebut sudah menetap di rekening dua bulan lebih. 

Sudah berada di tangan sejak 12 Mei 2023 dan saya berencana menyimpannya untuk tambahan biaya mengunjungi keluarga dan saudara nantinya. Sebagaimana diketahui, pada tahun 2023 ini UNTR membagikan dividen pertamanya sebesar Rp 6.185 perlembar atau Rp 618.500 per lot. Saya memiliki 4 lot sehingga mendapatkan dividen sebesar Rp 2.474.000. Tak hanya itu, saya juga mendapatkan dividen pada musim dividen sebelumnya yaitu pada bulan oktober 2022 sebesar Rp 81.800 per lot.

Sebenarnya saya bukanlah investor pemula yang membeli saham UNTR karena ada berita pembagian dividen tahun 2023. Melainkan saya sudah "terjebak" di dalam saham ini sejak tahun 2022 silam karena latihan swing trading. Kemudian saya putuskan tidak akan cut loss, mau saya pegang sampai sudah mendapatkan capital gain sekian persen.  Sebab saya orangnya cenderung tertarik pada swing trader. Modal yang saya gunakan adalah tabungan yang rencananya akan dipakai 12 hingga 24 bulan kemudian.


Berharap Capital Gain Sekaligus Dapat Dividen

Sangat disayangkan karena saya ternyata membeli UNTR di harga yang lumayan tinggi yaitu Rp 32.250/lot. Saya terjebak dengan harga UNTR yang menurut saya akan lanjut uptrend. Namun, ternyata tidak lama setelah itu harganya turun, jadi saya hold saja sementara waktu. Pada awal tahun 2023 saya kemudian menyusun skenario bahwa saya akan menjual UNTR ketika berita usulan dividen disampaikan pada RUPS April 2023. 

Saya sudah memperhatikan sebagian sentimen pasar, begitu ada kabar dividen biasanya harga akan melonjak naik. Sayangnya pada saat itu saya tidak jadi bisa menjual karena belum sesuai target saya di harga Rp 35.000/lot. Saat itu harga tertingginya kurang lebih sebesar modal saya. Jika saya jual tentu saya tidak dapat untung malah uang modalnya berkurang karena fee broker. 

Saya putuskan tetap hold lebih lanjut dan membuat rencana baru. Skenario pertama adalah saya akan mendapatkan dividen sekaligus mendapatkan capital gain. Wah, walau saya skeptis momen ini akan terjadi tapi saya berpikir mana tahu rezeki saya karena dunia saham sulit diprediksi. Nah, skenario kedua adalah mendapatkan dividen dan sahamnya dijual balik modal saja. Dengan kata lain, dapat dividen saja. Begitu masuk bulan April hingga Mei, tak satupun dari dua skenario tersebut yang berhasil.

Harga saham UNTR turun drastis setelah pembagian dividen bahkan portofolio saya minus melebihi dari persentase dividennya. Yup, saya berada di fase yang disebut-sebut sebagai dividen trap. Penurunannya gila-gilaan sampai saya khawatir sebab tahun sebelumnya cuma turun sampai Rp 26.500. Nah, kali ini turun sampai Rp 22.500. 

Saya mencoba tetap tenang sembari menyusun skenario baru. Berkaca dari tahun lalu, harga saham UNTR naik kembali sekitar 1 bulanan sejak ex date. Nah, saya membaca berbagai berita dan analisis bahwa UNTR diprediksi akan kembali naik pada bulan Agustus atau maksimal sebelum akhir tahun. Saya berpikir untuk tetap hold sampai musim dividen berikutnya menjelang akhir tahun dan bertahan mengamankan dividen jumbo yang sudah didapatkan.


Kebutuhan Mendadak dan Tidak Punya Dana Darurat

Sayang sekali ada kondisi dimana saya harus menjual semua saham pada pertengahan Juli 2023. Sebab, keluarga saya membutuhkan uang. Saya sudah berusaha maksimal agar saham tersebut tetap di hold sementara waktu. Saya yakin harga bakal kembali naik tetapi tidak ada pilihan lain selain menjual. Kemudian muncul skenario ketiga yang dimana saya akan menjual balik modal saja. Biarlah dividen batal dimiliki asalkan modal tidak rugi. Jika include dengan dividen, maka titik impas modal saya berada di harga Rp 26.500. 

Namun, dari hari ke hari saya cek UNTR naiknya sangat pelan sekali. Akhirnya yang terjadi adalah skenario terakhir yaitu dimana saya kehilangan seluruh dividen dan masih minus Rp 800.000. Dengan kata lain, saya menggunakan dividen untuk menutup kerugian tetapi masih belum tertutup. Dengan berat hati, saya memutuskan menjual UNTR di harga 24.250 pada tanggal 17 Juli 2023. Total kerugian saya sebenarnya adalah Rp 3.200.000, jika dikurangi dividen Rp 2.400.000 maka masih rugi sekitar Rp 800.000 atau sekitar 6 % dari total modal. 


Mengambil Hikmah dan Belajar dari Kesalahan 

Beberapa hari setelah saya menjual harga UNTR cenderung naik. Pada hari ini, saat postingan ini saya tulis tanggal 31 Juli 2023 harga saham UNTR sudah berada di Rp 27.650. Melihat harga hari ini saya dan suami tersenyum kecut. Jadi ingat kejadian beberapa hari sebelumnya menjual di harga 24.250. Jika seandainya saya mendapatkan solusi misalnya masih bisa diundur dan menjual pada hari ini, maka dividen saya masih bisa diselamatkan sebesar Rp 400.000. Lumayan sekali dibanding minus Rp 800.000. 

Suami meyakinkan kalau semua sudah terjadi dan itulah jalannya. Belum rezeki kami mendapatkan dividen jumbo UNTR tersebut dan sudah jalannya juga mengalami rugi. Satu hal yang penting, masalah keuangan keluarga sudah teratasi dengan baik. Bagi kami, kehilangan dividen dan rugi sekitar 6 % lebih jauh lebih baik dibanding harus berhutang.

Kejadian ini sama sekali tidak menyurutkan antusias saya belajar investasi saham kedepannya. Soalnya saya sudah menyadari bahwa saham memang hight risk, hight return sebagaimana yang dibilang para investor senior. Bahkan suami saya bilang nanti kalau kita punya rezeki, kita akan kembali mengalokasikan dana khusus investasi saham untuk jangka panjang. Nah, saya sendiri juga tidak mau terus berlarut-larut dalam kekecewaan saat hasil investasi tidak sesuai harapan. Saat semua skenario tidak ada yang berhasil. 

Minimal saat ini saya semakin mendapatkan gambaran tentang pergerakan harga saham UNTR dibanding tahun sebelumnya. Belajar dari kejadian ini, saya jadi makin memahami karakter saham UNTR dan lebih tahu harus bagaimana kedepannya. Mau masuk di harga berapa, kapan beli dan berapa kira-kira harus hold. Begitu juga soal alokasi dananya. Nah, berikut beberapa catatan dari kesalahan saya yang mungkin akan berguna bagi teman-teman calon investor saham ataupun sesama investor pemula :

1. Jangan menaruh uang panas

Mentor saya sudah berulangkali mengingatkan bahwa jika mau investasi di pasar saham, gunakanlah uang dingin. Maksudnya adalah uang yang aman digunakan dalam jangka waktu menengah hingga panjang. Sehingga lebih leluasa dan tenang diputarkan di pasar saham. Misalnya  memang uang yang diperuntukkan secara khusus untuk investasi saham. Bukan uang yang berasal dari tabungan pendidikan anak, uang hasil hutang maupun uang buat bayar hutang, uang untuk berobat, uang modal bisnis, uang untuk membeli kendaraan dan sebagainya. 

Berbeda dengan uang dingin yang memberikan ketenangan dan keleluasaan dalam investasi saham, uang panas malah memberikan tekanan sebab jika rugi maka bisa menimbulkan masalah baru. Disinilah kesalahan pertama saya dimana saya menggunakan uang keperluan keluarga untuk investasi saham. Sesuai rencana, uang tersebut bisa dipakai sekitar 1-2 tahun makanya saya memilih swing karena saat swing trading tidak sampai 6 bulan saya kadang sudah balik modal. Namun, ternyata kebutuhan kami jauh lebih cepat. Baru 11 bulan diinvestasikan sudah mendadak mau diambil modalnya. So, pada kasus UNTR ini sedikit berbeda dan tidak terduga.
  
2. Jebakan psikologis

Propaganda psikologi merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari pasar saham. Bahkan merupakan poin penting untuk sukses sebagai trader dan investor. Mayoritas para pemula di pasar modal dihadapkan pada gejolak psikologis ini. Begitu dengan saya yang kadang mudah panik, mudah tergiur, mudah bingung, bimbang dan belum punya pendirian yang begitu kuat. Selain itu, jebakan psikologis lainnya adalah larut dalam angan-angan sendiri bahwa akan sukses dalam investasi dalam waktu singkat. 

Seperti diatas saya membuat berbagai skenario yang kira-kira akan memberikan keuntungan kepada saya. Kadang sebagian rencana tersebut tidak logis dan memang impian semata. Semuanya buyar. Dengan pengalaman gagal mendapatkan dividen jumbo UNTR 2023 ini saya menyadari kesalahan saya. Kalau seandainya saya berpikir logis, begitu balik modal langsung saya jual. Kemudian mencari saham lain yang lebih potensial sebab sudah 10 bulan dipegang belum sesuai target. Ini saya malah menantang dividen trap, saya mempertaruhkan modal saya pada pesta dividen dimana setelah pesta terjadi penurunan harga. 


3. Average down yang gegabah

Awalnya saya cuma membeli UNTR 1 lot saja dan berhasil untung dalam hitungan hari kadang dalam seminggu. Nah, ternyata saya terjebak pada harga tinggi atau sedang di pucuk. Sebab saya pikir akan masih bisa naik lagi. Ternyata harga turun dan makin turun. Sebagai pemula tentunya saya panik dong. Seperti yang saya bilang sebelumnya bahwa psikologi pasar saya belumlah stabil. Masih perlu banyak latihan dan membangun mental. 
Pada waktu itu, ketika harga turun sedikit saya beli lagi dengan menggunakan akun yang sama. Turun lagi saya beli lagi sampai modal saya habis. Inilah kesalahan saya. 

Nah, sebagai pemula yang memiliki modal minim. Cara terbaik average down bukanlah di akun yang sama melainkan di akun lain. Mentor saya bilang bahwa seorang trader wajib punya beberapa akun saham. Jika membeli di harga berbeda pada satu akun maka harga baru yang didapatkan adalah harga rata-rata keduanya setelah dijumlahkan dan dibagi. Namun, jika melakukan average down di harga lebih rendah di akun berbeda, maka harga yang didapatkan langsung harga terendah tersebut. 


***

Demikianlah postingan sharing pengalaman kehilangan dividen jumbo UNTR 2023 ini. Semoga ada hikmah yang bisa dipetik dari kejadian ini. Terutama bagi teman-teman yang saat ini masih berstatus calon investor saham, calon trader saham dengan modal kecil alias terbatas. Nah, bagaimana dengan teman-teman para investor pemula? Apakah juga pernah mengalami pengalaman serupa saat memasuki dunia investasi saham?  Jika iya, yuk sharing di kolom komentar biar kita bisa diskusi lebih lanjut. 

Seperti informasi yang selama ini beredar, saham memang memiliki resiko yang tinggi. Hal ini sejalan dengan imbal hasil yang tinggi pula. Apalagi kalau trading harian atau menjadi scalper tentu resikonya jauh lebih tinggi lagi. Bahkan saat seorang pemula yang memutuskan menjadi dividen hunter saja karena dianggap menguntungkan dan lebih aman tetaplah dibayangi oleh resiko. []