Jika Saya Harus Menggunakan ShopeePay Later (Update 05/03/2021)


Sebenarnya ini bukanlah pertama kali saya mengenal ShopeePay Later. Sekitar bulan Agustus 2019 lalu saya sudah melihat adanya fitur tambahan ini di Shopee. Munculnya berbarengan dengan fitur Dana Tara yaitu sebuah layanan yang memberikan pinjaman dana modal bagi penjual. Berhubung saya memiliki akun yang aktif berjualan pada waktu itu, saya ditawarkan limit pinjaman hingga Rp.3.000.000. Sempat tergiur tapi setelah berpikir matang akhirnya tidak jadi memakai layanan tersebut.


Beberapa bulan terakhir saya memperhatikan fitur pinjaman modal tersebut hilang di akun. Namun, ShopeePay Later selalu ada muncul di akun walau jarang sekali saya buka. Hari ini kaget bukan kepalang, ada pemberitahuan tulisan warna merah di akun saya. Sejauh ini saya rasanya belum pernah melihat deretan angka disana atau entah karena saya yang selama ini kurang memperhatikan dengan serius ya.



Saya yang awalnya buka akun cuma mau buat list rencana belanja kedepannya, jadi penasaran dan akhirnya klik. Benar saja, saya bisa mendapatkan limit ShopeePayLater Rp.6.000.000.


Ada apakah ini gerangan, kenapa bisa? 

Apakah saya lagi ketiban durian runtuh dan keberuntungan di tengah pandemi?

Apa yang harus saya lakukan dengan limit tersebut?


Mengapa Saya Diberikan Limit yang Tergolong Besar?


Awalnya sih saya bertanya-tanya kok bisa saya diberi limit dalam jumlah besar. Saya kemudian berpikir ulang, mungkin karena saya aktif belanja setiap bulan. Kalau dirunut, dalam setahun terakhir saja saya hampir tidak pernah absen membeli online di Shopee. Dalam sebulan bisa berkali-kali. 


Frekuensi belanja saya memang tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah. Menengah sesuai kebutuhan. Bukan belanja grosir buat dijual kembali. Shopee memberi saya label member Gold pada Shopee Loyalty berdasarkan keaktifan transaksi yang saya lakukan. Di samping itu, saya sudah bergabung dan sering belanja daring di Shopee sejak tahun 2016. Mungkin inilah penyebab mengapa saya ditawarkan limit Rp.6.000.000 tersebut.  Ini sekitar bulan September 2020 lalu. Hampir 6 bulan berlalu, saat ini malah tawaran limitnya jauh lebih besar lagi. Di akun saya terdapat tulisan "aktifkan & dapatkan batas kredit s/d Rp 15.000.000. 


Dari yang saya pahami, semakin aktif pemilik akun melakukan transaksi maka limit yang diberikan bertambah. Para pengguna baru limitnya biasanya belum ada alias masih nol dan mereka yang baru belanja beberapa kali kadang diberikan tawaran sebesar Rp.750.000. Beda orang, beda besar limit yang diberikan. Misalnya, adik saya yang dalam sebulan jarang belanja, dia sama sekali tidak mendapatkan layanan ini.


Memang Kesempatan Langka yang Sayang Dilewatkan Tapi Harus Berpikir Jernih


ShopeePay Later saya sebut sebagai kesempatan karena layanan ini tidak diberikan kepada semua pengguna. Hanya dapat diaktifkan oleh pengguna yang terpilih. Kemudian lagi, besar limit antar pengguna terpilih juga berbeda satu sama lain. Misalnya, saya bisa mendapatkan Rp.6.000.000 sementara adik saya hanya mendapatkan Rp.500.000. Pastilah saya merasa senang ya karena diberikan limit yang lebih besar.


Masalahnya, limit saldo tersebut bukanlah hadiah atau pemberian cuma-cuma. Namun, berupa hutang yang diberikan kepada saya. Jika saya menggunakan berarti saya setuju berhutang. Inilah mengapa saya harus berpikir lebih matang. Berhutang ada konsekuensi yang harus ditaati. Saya rasanya belum siap untuk itu. 


BACA JUGA : Mengulas Kelebihan dan Kekurangan ShopeePayLater


Bagi orang yang sedang mencari pinjaman online, mendapat  kesempatan ini mungkin langsung dimanfaatkan tanpa berpikir panjang. Apalagi syarat aktifasinya sangat mudah dan tidak perlu jaminan. Jika sudah mendapatkan notifikasi bisa mendapatkan pinjaman dengan limit tertentu, peluang pengajuan hutang ini ditolak sangat kecil. 


Walau mudah, anti ribet dan dapat penawaran khusus lagi fantastis, sebelum berhutang hal yang harus dipikirkan adalah bagaimana cara melunasinya nanti. Apakah sanggup membayar dan dijamin tidak macet. Kalau pinjaman menunggak, konsekuensinya bisa berhadapan dengan wan prestasi dan masuk dalam ranah hukum perdata. Menjadi terlibat masalah hukum dengan penyedia pinjaman. 


Jika Saya Harus Mengggunakan ShopeePay Later


Bagi saya yang sudah jera berhutang dan ingin hidup bebas tanpa hutang tentu saya jauh lebih ekstra berhati-hati lagi. Saya juga tidak ingin memiliki masalah dengan pihak debitur. Jadi, lebih baik mengukur situasi dan kondisi diri sejak dini. Walau sebenarnya hutang tidak selalu buruk tapi juga ada manfaatnya. Sementok-mentoknya, jika saya harus berhutang dan berencana memanfaatkan keuntungan dari layanan ini, saya lebih tertarik memakai ShopeePay Later untuk : 


1. Situasi kondisi darurat


Selagi masih punya uang untuk persedian belanja, maka saya tidak ada ketertarikan menggunakan layanan hutang atau kredit meskipun saya diberikan tawaran yang menggiurkan. Meskipun saya belum memiliki sesuatu barang dan ingin sekali segera mempunyai, saya lebih memilih untuk bersabar sampai nanti bisa memiliki uang untuk membelinya secara cash. Sebisa mungkin kami sekeluarga menghindari membeli sesuatu melalui uang pinjaman. Ini sangat prinsipil sekali. 


Kecuali berada dalam keadaan yang sangat genting alias darurat. Sedang membutuhkan sesuatu produk baik fisik maupun non fisik yang bersifat mendesak harus segera dipenuhi tetapi belum ada uang, maka baru memikirkan pinjaman. Namun, sedapat mungkin juga tidak sembarang pinjaman. Diutamakan pinjaman yang tanpa biaya administrasi dan tanpa bunga. Misalnya, meminjam tabungan anak, tabungan emas atau meminjam kepada teman dan keluarga. Nah, jika semua jalan tersebut tidak ada, mungkin baru memikirkan menggunakan fitur hutang paylater. 


2. Membeli barang kebutuhan bukan keinginan

Saat ini memang ada sekitar 30 an item di list belajaan saya ke depannya. Namun, harus saya garis bawahi bahwa tidak semua produk tersebut adalah kebutuhan. Sebagian besar hanyalah keinginan. Berhutang karena menurutkan keinginan semata tidak baik akhirnya. Sangat tidak disarankan. 


Bagaimanapun keinginan manusia tidak ada batasnya. Tidak pernah puas. Resiko terus menerus menurutkan keinginan adalah terjebak pada hutang yang besar. Seperti yang kadang dialami oleh mereka yang suka kalap dan gila belanja. Keinginan untuk membeli ini itu bukan hanya telah menyebabkan hartanya ludes seketika tapi juga jatuh pada pinjaman macet yang membuat hidup seperti di neraka. 


Saya memang sangat senang belanja online tapi sebisa mungkin selalu mewanti-wanti diri apakah item tersebut dibutuhkan? Kalau dibutuhkan apakah perlu segera saat ini, bisa ditunda kemudian. Jika sangat butuh dan mendesak tapi uang belum ada mungkin bisa berpikir untuk memanfaatkan layanan pinjaman. Itu pun solusi jangka pendek, bagaimana hutang cepat lunas. Jangan lama-lama karena bisa menjadi beban pikiran. 


Kalau butuh produk masih lama, tidak cocok menghutang dari sekarang. Lebih baik mencoba menabung dulu. Beli cash tanpa pinjam sana sini. Kalau pun pilihan akhir musti dengan meminjam pastikan ada alokasi dana buat membayar. Ingat mencicil barang tanpa ada gaji sama dengan membunuh diri sendiri. Begitu juga dengan membeli barang kredit disaat keuangan keluarga lebih besar pasak daripada tiang. Kamu akan semakin terseret-seret bila menambah hutang.


3. Barang produktif bukan konsumtif


Cara terbaik lainnya menurut saya memanfaatkan layanan hutang ini adalah untuk membeli barang yang sifatnya mendukung untuk menghasilkan sesuatu. Dengan kata lain, harus menunjang usaha atau bisnis. Misalnya, kalau usaha bisnis bidang kepenulisan artikel dan sedang kendala laptop, mungkin baru bisa dipertimbangkan pinjaman tersebut buat membeli laptop. 


Atau sedang memulai bisnis sayuran tetapi kendala pada benih dan pupuk. Dalam kondisi ini menurut saya, pinjaman ShopeePay Later ini bisa dijadikan alternatif. Produk yang dibeli dari hutang  tersebut dipastikan dapat membantu menambah penghasilan, meningkatkan hasil panen pertanian. Tidak hanya mampu menutupi bunga yang dibebankan pada pinjaman tapi juga memberikan gaji yang lebih besar. Ini baru namanya kondisi yang sangat menguntungkan dalam pinjam meminjam. 


Namun, bisnis yang dalam fase coba-coba resikonya lebih besar dibanding yang sudah lama jalan dan sudah punya pangsa pasar jelas. Menggunakan uang pinjaman untuk membangun bisnis baru yang sifatnya sangat spekulatif harus jauh lebih hati-hati lagi. Betapa banyak yang jatuh pada pinjaman online bermasalah karena hal tersebut. Sampai harus menjual rumah dan mobil untuk melunasinya. Jadi, sebaiknya gunakan layanan hutang untuk melakukan perluasan atau ekspansi bisnis yang sudah ada. Bukan untuk eksperimen.


***


Nah, pemikiran setiap orang sudah pasti berbeda satu sama lain. Itu menurut hemat dan analisa saya sendiri. Dengan mempertimbangkan 2 hal tersebut saya berharap konsumen tidak terjatuh pada kredit yang salah. Sebaliknya, bisa menggunakan fasilitas cicilan seperti ShopeePay Later secara sehat. Pinjaman online tersebut menguntungkan dua belah pihak baik untuk diri sendiri maupun bagi perusahaan pemberi layanan.