Berada di Luar Jawa dan Merasa Berat di Biaya Kirim, Ini 3 Cara yang Biasa Saya Pakai Biar Murah dan Juga Tetap Dapat 100% Gratis Ongkir Saat Belanja Online

Ketika saya tinggal di Jawa dulu selama 7 tahun rasanya enak sekali saat belanja online. Saya hampir tidak mengeluarkan uang untuk membayar biaya kirim karena voucher gratis ongkir. Pengiriman sesama kota di Jawa, rata-rata jasa ekspedisi berkisar Rp 20.000. Jadi tertutupi oleh promo free biaya pengiriman. 

Semuanya berubah setelah saya pindah ke Bali pada tahun 2016 kemudian kembali ke Sumatera sejak tahun 2017 lalu. Belanja online sempat membuat saya berpikir dua kali mengingat biaya pengiriman yang harganya mahal. Namun, setelah saya jalani dan akali dengan beberapa trik ternyata setelah dikalkulasikan saya tetap bisa belanja hemat dan murah secara online. 

Berikut 3 cara yang selama ini saya gunakan dan tempuh jika terbentur kendala biaya jasa kirim yang mahal :


1. Menggunakan voucher potongan Gratis Ongkir XTRA dan membayar sisa ongkos kirim 

Memang sih ada terbesit sedikit perasaan agak rugi dan kurang rela kalau belanja harus menanggung ongkir. Namun, sebenarnya belanja online tidak bisa selalu fokus pada harga yang dibebankan pihak ekspedisi. Akan tetapi, kadang ada faktor tertentu yang memberikan kepuasaan tersendiri yang tidak ditemukan ketika membeli secara luring atau offline. Nah, biasanya saya bela-belain membuat order walau membayar jasa ekspedisi jika : 

Pertama, saya bertemu produsen besar yang membuka cabang di toko online

Sudah bisa dimaklumi bahwa Jawa merupakan pusat bisnis dimana terdapat banyak perusahaan besar. Produsen baju muslim, hijab segi empat, pashmina, sepatu, gamis, kemeja, kaos, celana chino dan setelan anak-anak yang selama ini tempat langganan saya belanja semuanya berada di Jawa Barat dan Jawa Tengah. 

Mereka bukan distributor tapi produsen dan pemilik brand yang memproduksi puluhan ribu per jenis produk. Biaya produksi bisa ditekan sehingga jauh lebih murah. Pastinya membeli langsung kepada mereka secara online tetap lebih hemat dibandingkan membeli pada agen atau reseller di daerah. 

Kedua, jika lebih murah

Kadang pada kasus barang tertentu jika dikali-kalikan, ternyata saya tetap mengeluarkan uang lebih murah meski dibebani ongkir yang tidak sedikit dibandingkan membeli offline di pasar lokal. Beli langsung saya seringkali tidak mahir menawar dan selalu menyesal karena mendapatkan harga mahal. 

Terkait hal ini pernah ada kejadian pas menjelang Lebaran kemaren. Adik saya nitip membeli baju dan celana untuk bayinya. Nah, saya belikan merek A seharga Rp.20.000. Ternyata, adik saya selain nitip beli online dari Jawa sama saya juga membeli di online shop lokal. Tahu berapa harganya? Rp.45.000 padahal merek, ukuran dan kain sama persis. 

Begitu tahu, kami langsung terperangah. Online shop lokal tersebut ternyata adalah reseller dari produsen besar di Jawa. Per pcs dia mengambil untung Rp.25.000. Bayangkan, kalau kami membeli 5 pcs, kami merogeh kocek Rp.225.000. Padahal kalau membeli langsung dengan produsen untuk 5 pcs cuma kena Rp.100.000 ditambah ongkos kirim Rp.58.000. Itu pun saat beli online juga mendapat potongan ongkos Rp.40.000 sehingga modal belanja hanya Rp 118.000. Lumayan jauh selisihnya bukan?

Bukannya tidak perhatian dengan nasib penjual lokal dan para reseller dropship tetapi sebagai konsumen pasti menginginkan kalau bisa mengeluarkan uang sedikit mungkin untuk sebuah produk. Apalagi disaat kondisi keuangan selama Pandemi yang kurang jelas akan seperti apa ke depannya. Menghemat uang menjadi pilihan bagi kebanyakan orang. 

Ketiga, jika pilihan lebih beragam dan produk selalu up to date

Salah satu alasan mengapa saya akhirnya memilih membeli di internet walau harus membayar ongkir adalah pilihan item di toko online sangat banyak. Saking banyaknya bisa pusing sendiri dan butuh waktu berhari-hari untuk menjatuhkan pilihan. Saya lebih suka memilih sepuasnya sampai saya merasa capek lihat list produk melalui layar hp. Tak hanya itu, model produk selalu diperbarui dengan cepat sehingga pembeli mengetahui apa fashion yang lagi hit dan viral. 

Kalau membeli secara luring atau offline saya merasa dibatasi oleh waktu. Apalagi kalau belanja di toko yang ramai banyak langganan, bisa-bisa urung belanja karena saya tidak begitu mendapat layanan. Boro-boro mau lihat berbagai pilihan motif stok yang ada, mau bertanya saja jadi enggan. Kita seperti dilayani agar cepat selesai karena mengantri. Bagaimanapun, naluri konsumen ingin membandingkan harga, motif dan bahan. kalau beli offline pemilik toko musti menggelar semua produk. Kadang tidak enak karena mereka harus kembali melipat kalau membeli pakaian. 

Disamping itu, faktor yang membuat saya kadang urung belanja langsung di toko di daerah karena model produk tidak begitu mengikuti tren. Kurang beragam. Pernah saya harus masuk keluar banyak toko hanya untuk mencari barang yang saya idamkan. Alhasil, tetap nihil. Sudah menghabiskan waktu nanya sana sini dan mengunjungi beberapa toko tapi akhirnya beli online juga.

Keempat, saya lagi malas ke pasar dan tidak mau capek

Kalau pergi ke pasar pertama cari dulu hari dan jam nya. Kemudian, tak lupa kendaraan dan juga pakaian yang dikenakan. Duh, ribetlah apalagi saya sudah punya anak. Makin lama proses mau berangkat dan tenaga yang perlu dipersiapkan juga besar. Mau tidak mau gendong anak. Pulang-pulang pasar pasti bawaannya ingin istirahat dan sangat lelah.

Membeli secara online, saya bisa dengan santai ala ibu rumahan alias tidak perlu berdandan dan mempersiapkan pakaian. Mau lihat-lihat produk malam hari setelah anak tidur atau setelah subuh sebelum anak bangun tetap bisa. Kalau terlalu lama cek produk, palingan capek tangan pegang hape. 


2. Jika paket diatas 5 kg, saya manfaatkan gratis ongkir untuk pengiriman daerah Jawa.

Meskipun tinggal di luar Jawa seperti Sumatera, Bali, Kalimantan, Maluku, Sulawesi atau bahkan Papua dan Sabang sekalipun, bukan berarti gratis biaya kirim untuk daerah Jawa tidak bisa digunakan.  Jika belanja online dalam jumlah banyak, saya akan membeli dengan menggunakan promo free biaya kirim daerah Jawa. Ya, semua paket dikumpulkan jadi satu di Jawa. 

Baru kemudian membayar ongkir memakai logistik murah ke Luar Jawa. Trik ini juga bisa kamu gunakan untuk pembelian grosir untuk dijual kembali. Namun, syaratnya kamu punya keluarga atau kenalan yang tinggal di Jawa ya yang bersedia membantu. Misalnya, saya belanja baju bayi secara online pada 20 toko di Shopee. Semua paket saya kirimkan secara bertahap ke tempat saudara di Jakarta, tanpa biaya kirim alias free. 

Barang belanjaan saya tersebut kemudian dipacking ulang, dijadikan dalam satu paket yang lebih besar. Paket dikirimkan via kargo murah, hanya sekitar Rp.10.000/kg. Jadi, kalau berat paket sekitar 20 kg, saya hanya perlu mengeluarkan uang Rp.200.000. 

Jumlah tersebut jauh lebih murah jika saya belanja online langsung dikirim ke alamat satu per satu. Taruhlah berat belanjaan saya 1 kg per toko dan ke tempat saya biaya ekspedisi Rp.58.000/kg. Ketika membeli di 20 toko, saya menghabiskan uang sebesar Rp.1.160.000 untuk ongkos pengiriman. Gila bukan? Walau ada promo subsidi gratis ongkir, tetap lebih mahal.


3. Jika paket hanya 1 kg dan harga beda tipis, saya beli di toko online daerah saja

Ketika total belanja cuma Rp.50.000, biaya ongkos kirim  dari Jawa ke daerah saya setelah disubsidi Rp.17.000 rasanya tetap kemahalan. Tidak sebanding, 30 % dari harga belanja. Ketika dihadapkan pada kondisi seperti ini saya biasanya urung belanja dari Jawa. 

Rp.17.000 itu tetap uang yang berarti bukan? So, saya mencari seller yang berada di satu provinsi. Saya tetap bisa mendapatkan gratis ongkos kirim yang biasa dimana hanya mendapatkan potongan Rp.20.000/kg. Berhubung saya membeli dengan penjual sedaerah, maka potongan tersebut pas sekali  untuk pembelian berat 1 kg sehingga saya dikenakan Rp.0 rupiah biaya di pengiriman.

Memang, sudah menjadi pikiran umum kalau harga produk di Luar Jawa lebih mahal dibanding Jawa. Meski demikian, perlu digarisbawahi berapa persen kah tingkat kemahalannya? Jika cuma mahal beberapa ribu saja tetap lebih untung beli di toko online daerah dibanding pengiriman dari Jawa.

 ***

Nah, demikianlah 3 cara yang sering saya praktekkan tatkala belanja online untuk pengiriman Luar Jawa yang terkenal mahal di biaya pengiriman. Semoga informasi ini bermanfaat dan bisa juga kamu pertimbangkan. Jika kamu punya solusi lain, yuk berbagi di kolom komentar. Selamat belanja ya. []