Jika dicari di mesin pencarian, banyak sekali muncul artikel yang berisi daftar kekurangan investasi saham. Sebagai pemula yang aktif berdagang saham, disini saya hanya fokus sharing apa yang telah saya lalui saja ya. Untuk yang belum terjadi pada saya atau bersifat teori saya hanya membahas sekilas saja.
Baiklah tanpa berlama-lama, ini kekurangan investasi saham yang saya alami dan rasakan :
1. Bukan solusi cepat kaya karena tidak selalu untung. Jadi, bagi yang mau kaya instan bukan saham tempatnya. Dulu ketika sebelum aktif dalam jual beli saham, saya mendapati iklan dan konten yang seakan saham adalah cara instan untuk mencapai kebebasan finansial. Seolah-olah jika investasi saham bisa mendapatkan banyak uang dalam waktu singkat. Terlebih banyak yang cerita kisah sukses di saham sehingga makin muncul image kalau saham adalah jalan pintas memperkaya diri. Kenyataannya, berdagang saham tidak hanya membutuhkan strategi tetapi juga kesabaran.
Mentor saham saya bahkan mengatakan rata-rata orang yang sukses di pasar saham membutuhkan waktu 8 tahun. Salah satu investor saham terkaya di tanah air juga mengingatkan bahwa salah satu kunci sukses di pasar saham adalah kesabaran. Sabar menunggu harga naik mencapai target, sabar ketika sudah membeli tetapi ternyata harga turun dalam sehingga membutuhkan waktu untuk bisa naik lagi. Mungkin ada yang kaya dalam waktu singkat dari trading saham seperti scalping, tapi ini tidaklah umum guys.
2. Tidak bisa dicairkan setiap saat karena saham memang investasi yang bersifat tidak liquid. Ini adalah masalah tersering yang saya alami. Terjadi saat saya lagi membutuhkan uang secara mendadak dan saya tidak punya uang cash lain di tangan yang bisa digunakan. Mau tidak mau melirik akun saham. Nah, pas tiba-tiba ada keperluan mau menjual sahamnya ternyata lagi merah dan turun dalam. Kalau tetap dijual ya jadi rugi dong. Tentu saja hal ini sangat tidak diharapkan terjadi.
Tidak hanya itu, pernah saya lagi membutuhkan uang dan berniat menjual saham yang alhamdulillah lagi hijau atau sudah untung. Tetapi ternyata hari Sabtu dan Minggu atau lagi kalender merah sehingga tidak bisa dijual. Yap, saham hanya bisa dijual pada hari kerja bursa Senin sampai Jumat dari jam 9 pagi hingga jam 15.45. Diluar hari dan jam itu ya tidak bisa ditransaksikan. Yah, terpaksa deh mencari alternatif pinjaman lain atau menunggu hari kerja bursa dulu.
3. Butuh waktu pencairan, 2-3 hari setelah dijual. Nah, ini satu persoalan lagi bagi investor ritel dengan dana pas-pasan. Setelah menjual saham, maka ada aturan kalau transaksinya diselesaikan dulu sehingga dananya tidak bisa langsung ditarik ke rekening. Kamu baru bisa melakukan penarikan setelah transaksinya diselesaikan yang memakan waktu 2-3 hari kerja. Di salah satu sekuritas yang saya pakai memang seperti ini.
Namun, di sekuritas saya yang lainnya saya tetap bisa menarik uang saat itu juga tapi dalam bentuk dana talangan sementara dimana dikenakan biaya tambahan. Berhubung dana hasil penjualan belum tersedia untuk ditarik karena transaksinya masih dalam proses penyelesaikan, maka sekuritas tersebut menyediakan fasilitas boleh mengambil uang terlebih dahulu dengan ketentuan dikenakan biaya.
Misalnya, dana di RDN hanya Rp 100.000 dan kamu baru saja menjual saham seharga Rp 1.000.000. Jadi normalnya dana yang bisa ditarik hanya Rp 100.000 tadi. Sementara untuk hasil penjualan saham Rp 1.000.000 baru tersedia cash dan bisa ditarik dalam 2-3 hari kedepan. Namun, ada sekuritas yang memfasilitasi dimana kamu bisa menarik uang hasil penjualan saham tersebut saat itu juga dengan catatan dikenakan biaya tambahan.
4. Lama proses transfer hasil penjualan saham dari Rekening Dana Investor ke rekening pribadi. Ini hanyalah kasus pada salah satu sekuritas yang saya gunakan. Sekuritas tersebut memiliki ketentuan, kalau mau transfer cepat hanya bisa menggunakan bank tertentu saja misalnya BRI dan BCA. Selain rekening diatas maka akan membutuhkan proses sekitar 3 hari kerja.
Jadi mau tidak mau saya harus melewati proses kliring. Saya jadi enggan mencairkan saham dari akun sekuritas tersebut karena jadi tidak bisa cepat. Jadi akun tersebut saya gunakan khusus untuk investasi jangka waktu agak lama saja. Kalau mau transfer cepat solusinya saya yang harus ganti bank tetapi ya gimana gitu jadi repot karena saya nyaman dengan bank yang saya gunakan selama ini. Lagipula, di sekuritas lain yang saya gunakan juga mendaftarkan nomor rekening bank yang sama dan tidak ada masalah. Saya tetap bisa transfer cepat meski Rekening Dana Investor dan rekening tujuan berbeda. Tidak sampai 5 menit uang sudah masuk.
5. Ada fasilitas pinjaman dan saya tidak sengaja memakainya. Kejadian ini juga pada salah satu sekuritas yang saya gunakan. Kebetulan di sekuritas pertama saya, saya tidak akan bisa transaksi beli jika dana di Rekening Dana Investor saya tidak mencukupi. Namun, di sekuritas yang satu lagi ternyata ada fasilitas pinjaman dan saya tidak menyadari sebelumnya. Padahal keduanya sama-sama sekuritas konvensional, akun reguler atau non syariah. Tiba-tiba saya salah klik jumlah lembar saham yang mau dibeli dan ternyata tetap sukses terbeli walau dana saya tidak mencukupi.
Alhasil saya mau tidak mau harus transfer dana untuk membayarnya. Bagi sebagian trader biasanya fasilitas ini biasanya memang diharapkan karena membantu dalam menambah modal pembelian. Namun, saya yang memiliki prinsip trading dan investasi hanya pakai uang sendiri alias tidak mau punya hutang, ya jadi kurang nyaman dan kaget. Kedepan rencananya saya akan mendaftar akun syariah karena setelah saya tanya akun saham syariah tidak ada fasilitas pinjaman tersebut.
6. Khawatir suspensi atau perusahaan yang sahamnya dibeli tiba-tiba di bekukan karena suatu kasus maupun ditutup atau tidak beroperasi lagi. Terbayang akan hal tersebut dan kehilangan uang sempat membuat saya takut menambah modal. Namun, ini dulu ketika masih jadi pemula banget, kalau sekarang alhamdulillah sudah berkurang jauh rasa khawatirnya karena saya sudah memilah saham yang dibeli. Saya yakin dengan saham yang saya beli memiliki fundamental bagus dan sudah teruji bertahun-tahun. Selain itu saya juga melakukan antisipasi dengan beberapa strategi.
7. Sering dikarungin bandar saham. Fluktuasi harga saham adalah hal yang lumrah terjadi. Saya senang mempelajari dan mengamati naik turun harga saham. Sebagai investor ritel dengan modal kecil, saya mencoba melakukan riset sendiri dan membuat strategi dan rencana cadangan. Tapi terkadang ternyata semuanya bablas, terjadi pergerakan naik turun harga yang menurut saya tidak lumrah.
Sudah tidak asing lagi kalau bandar saham atau dikenal juga dengan market maker adalah para penggerak saham dominan. Modal mereka sangat banyak, sekali transaksi miliaran bahkan triliunan. Memang pergerakan harga saham ditentukan oleh permintaan dan penawaran tetapi mereka yang memiliki modal besar dapat mengendalikan pergerakan harga sesuai keinginan mereka. Jadi, sebagai ritel mau tidak mau harus mempelajari pola pergerakan bandar ini. Bahkan sudah dipelajari masih bisa dikarungin apalagi kalau tidak dipelajari.
8. Gangguan psikologis. Di fase-fase awal saya bergabung dengan dunia saham, saya merasakan betul bagaimana naik turun saham mempengaruhi mood dan psikologis saya. Pada satu kesempatan saya begitu girang bahagia, pada satu kondisi saya menjadi sedih, kepikiran terus dan terganggu aktifitas. Mempengaruhi mood saya terhadap pekerjaan sehari-hari. Belum lagi berita-berita ekonomi memburuk yang membuat saya ketakutan dan tertekan tentang nasib saham yang sudah saya beli.
Saya sempat memutuskan untuk berhenti dan mengasingkan diri dari pasar saham untuk membenahi diri dan pikiran saya. Mempelajari bagaimana caranya agar saya tetap berada di pasar saham tetapi dengan gangguan psikologis yang minim. Setelah saya menemukan strategi trading dan investasi yang cocok untuk saya barulah saya merasakan ketenangan. Alhamdulillah sekarang saya sudah tidak merasa begitu terganggu lagi dan kadang-kadang bahkan berani bersikap EGP saja.
****
Kekurangan investasi saham lainnya yang bisa saja terjadi mungkin teman-teman tidak mendapatkan dividen jika perusahaan tiba-tiba memutuskan tidak membagikan dividen. Kadang ada yang sengaja membeli saham tertentu dengan harapan dapat dividen. Setelah di hold sekian lama ternyata tidak ada pembagian dividen, tentu saja kecewa.
Nah, demikianlah beberapa kekurangan investasi saham yang saya rasakan sejauh ini. Mungkin saja yang saya alami ini berbeda dengan trader dan investor saham lain karena level keilmuan dan pengalaman yang berbeda-beda. Tidak ada salahnya teman-teman mencari referensi tambahan lainnya. Jangan mentok pada satu pengalaman orang saja ya. []