Susah Bedakan Madu Asli dan Palsu, Saya Tertipu Berkali-kali



Cara membedakan madu asli dan palsu memang gampang-gampang susah bagi pemula yang mengkonsumsi madu. Inilah yang saya rasakan dalam beberapa waktu terakhir, saya begitu yakin telah membeli original tapi ternyata masih saja terkecoh alias tertipu. Kandungannya sudah dicampur dengan bahan tertentu .


Saya memutuskan mengkonsumsi madu sejak tahun 2014 lalu, caranya saya minum setiap pagi dicampur air hangat. Sebagaimana diketahui, dua pengobatan dan penyembuhan ala Rasul terdapat dalam madu dan bekam. Ya, khasiat madu lebah bagi kesehatan sudah tidak perlu diragukan lagi. Apalagi kalau diselingi dengan kurma dan habbatussauda. Bahkan kadang saya juga menggunakannya  untuk terapi kecantikan kulit. 


Terkecoh Madu Offline


Awalnya saya membeli madu lebah yang dijual di pinggir-pinggir jalan karena bingung mau nyari dimana. Kebetulan sering lewat dan lihat ada yang majang botol-botol putih seperti tempat sirup akhirnya saya tertarik membeli. Sepertinya ini langsung diambil di hutan kata saya dalam hati. Begitu saya minum, saya merasa tidak cocok karena perih di tenggorokan. Apa memang ada madu yang menyebabkan sakit saat diminum ya? Rasanya juga sangat encer, menurut saya tidak seperti madu karena putih. Saya langsung stop 1 botol saja. Tidak nambah. 


Dari kejadian tersebut, teman kontrakan saya menawarkan madu hitam  yang dia ambil dari pelanggan les privatnya. Ibu tersebut baru saja mendapatkan paket madu berdus-dus dari saudaranya yang bekerja di perusahaan madu di Kalimantan. Berhubung dari saudaranya, dia yakin dengan kualitasnya. Benar saja, begitu saya coba, saya jatuh cinta. Selain madunya enak di minum juga membuat badan saya lebih enakan. Saya mengkonsumsi hingga sekitar 6 bulanan namun tiba-tiba habis dan tidak kunjung datang stok baru. 



Membeli Madu Online dan Juga Tertipu 


Karena masih ingin konsumsi herbal ini, saya pun mencari madu lain. Ketemu salah satu produsen di Yogyakarta dengan sistem online. Penjual dan produsennya termasuk amanah karena mencantumkan video pembuatan, ladang lebah dan berapa kandungannua. Alhamdulillah saya  langganan terus. Muncul masalah ketika kemudian saya pindah ke luar Pulau. Awalnya salah satu agen produsen madu tersebut bisa rutin mengirimkan namun tiba-tiba nomornya tidak bisa dihubungi lagi.  Informasi terakhir, dia ingin fokus pada skripsi. 


Jadilah saya mulai membeli merek yang sama di internet dari sebuah penjual herbal online di Jakarta. Tokonya ramai dan ratingnya bagus, jadi saya yakin pasti bagus. Namun, sudah habis beberapa kg tetapi tidak ada perubahan di badan. Insting saya mengatakan ini ada yang salah dan berbeda dari yang sebelumnya karena tidak berkhasiat seperti dulu. Saya perhatikan seksama, di bagian bawah botol terdapat seperti cairan berwarna coklat tua seperti tepung yang menempel. Padahal, selama saya membeli merek tersebut tidak pernah menjumpai. Rasanya juga kurang enak, seperti gula merah. 


Hampir bisa dikatakan saya berpetualang dari penjual madu yang satu ke penjual lain untuk mencoba seberapa bagus khasiat madu tersebut. Sempat juga membandingkan setiap jenis madu dari berbagai merk lokal, tetap saja masih tertipu. Setelah saya pikir-pikir penyebab mengapa saya merasa tertipu adalah :


1. Saya tergiur harga murah 


Pada kasus yang saya ceritakan sebelumnya yaitu saya membeli merek yang sama di seller berbeda. Walau merek sama, hanya tempat beli yang beda ternyata rasa, warna dan khasiatnya juga berbeda. Saya berpikir ini karena kandungan sudah dicampur. Alasan saya membeli pada seller kedua karena seller pertama langganan saya sudah tutup  dan harga pada penjual kedua jauh lebih murah. 


Jika pada penjual langganan dulu harganya Rp.140.000/kg, nah di seller terakhir ini harganya cuma Rp.90.000/kg. Wow, murah sekali pikir saya. Kalau saya beli yang ini maka saya bisa menghemat pengeluaran. Saya yakin beli juga karena mereknya telah teruji, tau-taunya dicampur. Murah selalu berbanding dengan kualitas. Madu sachet harga Rp.1.000, ya sesuai dengan harga. 


2.Belum bisa membedakan antara madu asli dan campuran


Madu asli sudah pasti madu murni tanpa campuran. Sekarang banyak sekali merk madu yang mana hampir semuanya mengklaim asli bahkan mengatakan boleh menguji keaslian madu mereka jika tidak percaya. Meskipun sudah bertahun-tahun mengkonsumsi, saya masih belum bisa mengerti tentang tanda madu yang benar-benar asli yang sebenarnya. Kata orang dan dari artikel yang saya baca, cara tes madu asli dan palsu dengan masak telor. Kalau dimasukkan telor madu bereaksi dan terlihat matang. Saya coba tidak ada mengalami. 


Saya coba cara lain tetap saya menemukan hasil berbeda. Ya, sudahlah saya capek juga eksperimen ini itu untuk membedakannya. Sebagai penggemar madu hutan, saya lebih suka mencoba rasanya dan apakah memang ada pengaruh pada fisik. Madu asli pastilah terlihat khasiatnya bagi tubuh. Berdasarkan berbagai referensi yang saya baca, menguji apakah sebuah madu asli atau palsu sebenarnya fleksibel dan masih dalam kontroversial sehingga saya tidak menjadikan tips membedakan madu asli atau palsu tidak begitu saya percaya. 


3. Produsen tidak jujur mengenai persentase kandungan


Dalam beberapa kasus, kadang penjual online terlalu melebih-lebihkan kualitas produk dan produsen kurang terbuka mengenai komposisi yang sebenarnya. Produsen seperti menyembunyikan bahan pembuatan. Saya mencoba membeli madu sachet top brand yang diproduksi perusahaan besar di Indonesia yang dijual di apotik dan minimarket. Di kemasan mereka menjelaskan jumlah % madu dan gula tapi namun kandungan madunya sangat sedikit sekali, hanya sekian persen. Sisanya pemanis. Saya juga tidak cocok. 


Cara Ala Saya Agar Tidak Tertipu Madu Palsu Lagi


Daripada capek melakukan eksperimen atau penelitian untuk membuktikan keaslian madu, saya kemudian mencoba memikirkan jalan keluarnya. Bagaimana supaya saya tetap bisa mengkonsumsi madu asli dan tidak lagi tertipu madu palsu. Ini yang saya lakukan : 


1. Beli madu bermerek terkenal


Daripada sering mendapatkan madu campuran, saya pikir kenapa tidak membeli madu bermerek yang populer dan banyak diminati orang? Memang harganya mahal, ada yang diatas Rp.200.000/kg tapi khasiatnya sebanding.  Kalau tidak punya budget sebesar itu, beli yang 500 gram atau 125 gram saja. Biar sedikit tapi nyata manfaatnya. Salah satu madu yang populer adalah madu arab merek Al-Shifa. Biasanya produk bermerek bagus banyak diminati masyarakat, reviewnya bagus dan dibeli konsumen berkali-kali. 

 

2. Membeli dari orang yang benar-benar dikenal baik


Tahun kemaren teman suami saya menjual madu yang katanya asli dan diambil dari hutan. Insaallah seorang teman yang dikenal baik akan amanah dan tidak mungkin membohongi. Jadi, kami pernah beberapa bulan berlangganan tapi sayangnya produknya sudah tidak ada. Saran saya, belilah pada pencari madu hutan langsung atau orang yang dipercaya. 


3. Ada keterangan persentase campuran


Untuk madu yang tidak populer atau madu lokal merek baru atau yang tanpa merek, jika tidak ada penjelasan persentase kandungannya maka saya putuskan tidak membeli. Kalau dulu saya suka mencoba dulu beli kemasan kecil dan dites. Kalau ternyata original baru beli yang besar. Sekarang tidak lagi. Berpetualang mencoba berbagai madu lebih banyak membuang uang. 


Walau sering gagal menemukan produk original, saya tidak patah arang dan terus mencari penjual dan produsen madu yang asli. Terakhir, setelah capek browsing sana sini, akhirnya saya menemukan penjual langka. Saya sangat salut dengan penjual ini. Selama saya mencari madu online belum pernah ada yang jujur seperti dia menjelaskan di deskripsi. Rencananya saya akan  belanja madu al-shifa dan madu adzikra di seller ini bulan depan. 


***


Bisa dikatakan memang tidak mudah menemukan madu asli. Bahkan menjadi salah satu pekerjaan rumah di setiap membeli agar tidak terkecoh dan kecewa berulang kali. Apakah kamu juga pernah punya pengalaman membeli madu yang dipikir asli ternyata madu palsu?