Pintar mengelola berbagai jenis kecerdasan akan mempermudah seseorang dalam menjalani hidup.
Ia memiliki kebolehan dalam intelektual, kestabilan emosi, hidup dengan kekuatan spiritual dan memiliki keahlian-keahlian lainnya.
Orang yang berkepribadian adalah orang yang mampu mengelola berbagai kecerdasan yang ia miliki. Semua kecerdasan ini saling mendukung.
Memang tak bisa dipungkiri bahwa setiap manusia memiliki kecerdasan yang lebih menonjol. Kecerdasan yang satu melebihi kecerdasan lainnya. Akan tetapi, tidak ada salahnya untuk mencoba mengelola berbagai kecerdasan tersebut dengan baik agar hidup lebih baik.
Pertama, IQ (Intelectual Quotient). IQ berkaitan dengan pengalaman, skill, pengetahuan, dan berbagai hal yang berhubungan dengan kecerdasan intelektual. Akan tetapi, IQ tidak bisa berdiri sendiri. IQ harus didukung oleh kecerdasan lainnya.
Sebuah penelitian di Amerika dan Jepang menyatakan bahwa dari 100% orang sukses, hanya 10-20 persen saja yang berpendidikan tinggi, berijazah lengkap, dan tentunya dengan IQ yang di atas rata-rata. Selebihnya, 80-90 persen hanya lulusan SMA, SMP, atau bahkan tidak punya latar belakang pendidikan. Hal ini membuktikan bahwa IQ bukanlah segala-galanya.
Kedua, EQ (Emotional Quotient). Daniel Golman mengeluarkan konsepsi EQ sebagai jawaban atas ketidakpuasan manusia jika dirinya hanya dipandang dalam struktur mentalitas saja. Konsep EQ memberikan ruang terhadap dimensi lain dalam diri manusia yang unik yaitu emosional. Emosi sangat berperan penting dalam keberlangsungan hidup. Keterampilan mengasah dan mengatur emosi mutlak diperlukan.
Ketiga, SQ (Spiritual Quotient). Kecerdasan spiritual mampu mengoptimalkan kerja kecerdasan yang lain. Individu yang mempunyai kebermaknaan (SQ) yang tinggi, mampu menyandarkan jiwa sepenuhnya berdasarkan makna yang ia peroleh, dari sana ketenangan hati akan muncul.
Keempat, kecerdasan eksekusi (Execution Quotient) yang dipopulerkan oleh Stephen R. Covey. Kecerdasan eksekusi selain menundukkan dan menempatkan rasa takut, juga meliputi kecerdasan untuk mengambil tindakan, membuat keputusan, agar sebuah rencana menjadi kenyataan.
Kelima, AQ (Adversity Quotient). AQ dipopulerkan oleh Paul Gordon Stoltd yaitu kemampuan/ kecerdasan seseorang untuk dapat bertahan menghadapi kesulitan-kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup.
Keenam, kecerdasan majemuk. Professor Dr. Howard Gardner yang mengemukakan kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh manusia, yakni: kecerdasan matematis, linguistik, spasial, kinestetik,musikal, intrapersonal, interpersonal, dan kecerdasan natural.
Ketujuh, kecerdasan finansial (Financial Quotient) yang dipopulerkan oleh Robert T. Kiyosaki. Kecerdasan finansial adalah kemampuan untuk mengenali, menciptakan dan mempraktikkan sistem atau cara untuk mengakumulasi aset. Kecerdasan finansial juga mutlak diperlukan untuk mendukung keberlangsungan kehidupan manusia. []